Headlines News :
Home » , » Mencari Istri Sesama Anggota Remaja Masjid

Mencari Istri Sesama Anggota Remaja Masjid

Written By Unknown on Jumat, 28 Juni 2013 | 00.54

Mencari Istri Sesama Anggota Remaja Masjid
Pertanyaan ini mungkin sangat cocok buat anak-anak remas pabeta simak ya baik-baik petanyaannya!
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ustadz, dalam organisasi remaja masjid yang saya pimpin ada anggota yang nyari istri sesama anggota (jatuh cinta).
1. Apakah hal ini tidak menjadi "Remaja Masjid Biru" atau cerita "Mushola Laba-Laba"?
2. Bagaimana kelangsungan dakwah ke depan di masjid ini?

Jawaban:
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Sebenarnya istilah Remaja Masjid Biru Atau Musholla Laba-laba perlu dicermati secara objektif dengan menghindarkan diri dari kesan su`udz-dzon. Sebab pada prinsipnya, selama semua proses itu dilakukan dengan bersih dan suci, kami kira tidak ada hal yang perlu dikesankan negatif.

Bahwa sesama aktifis masjid kemudian saling tertarik untuk menghalalkan hubungan mereka, itu adalah hal yang sesungguhnya manusiawi. Bahkan kalau niatnya memang untuk menghalalkan hubungan dengan sebuah akad nikah, maka menjadi syar`i. Apalagi perkenalan itu terjadi di sebuah lembaga yang nota bene bernilai keIslaman. Paling tidak orang-orang yang aktif di dalamnya adalah orang shalih, baik dan menjaga agamanya. Ini sesungguhnya sebuah awal yang baik. Ketimbang ketemu calon pasangan di diskotik tempat orang maksiat, jauh lebih baik ketemu jodoh di masjid bukan?

Namun hal yang patut untuk diperhatikan adalah bila ketertarikan itu tidak mengarah kepada sebuah keseriusan untuk sebuah pernikahan. Sebaliknya malah event-event kegiatan remaja masjid seolah berubah menjadi ajang untuk memadu kasih yang berselimutkan kegiatan dakwah. Padahal mereka bukan sedang dalam usia siap nikah. Atau arah pembicaraan di dalam komunitas itu seolah tidak lagi terarah atau kebablasan sehingga nyaris melulu tentang masalah yang terkait dengan ketertarikan dengan lawan jenisnya.

Kalau gejala ini muncul, maka perlu diingatkan dan diarahkan oleh para seniornya. Juga perlu disampaikan secara baik-baik agar mereka tidak patah semangat. Perlu ada semacam aktifitas yang membuat para remaja yang berbeda jenis itu tidak terlalu terbiasa untuk saling membicarakan hubungan antar personal di antara mereka. Sehingga bisa menjadi semacam peredam yang efektif agar kalangan akhawat tidak selalu membicarakan masalah ikhwan. Demikian juga sebaliknya.

Tidak ada salahnya juga bila dibuat program aktifitas yang terpisah antara mereka. Bukan sekedar memisahkan ruangan dengan sekedar tabir/kain pemisah, tetapi dengan jadwal yang terpisah juga. Sehingga meski satu lembaga, namun interaksi antara ikhwan dan akhawatnya tidak terlalu vulgar. Dengan demikian, kecenderungan untuk timbulnya hal-hal yang kurang baik itu bisa dikurangi.

Namun hal ini sifatnya kondisional, tergantung tingkat keparahannya. Jadi secara umum, bila dirasa hal itu belum terlalu parah, maka wajar-wajar saja bila muncul ketertarikan di antara mereka. Asalkan tidak dijadikan sebagai menu rutin harian pembicaraan di antara sesama aktifis, yang tentu saja menjadi sebuah nilai yang cenderung kurang baik.

Wallahu a'lam bishshawab,
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Blogspot | Remaja Masjid Pabeta Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. REMAJA MASJID PABETA - All Rights Reserved